Fotografi berasal dari bahasa Yunani, “phos“ dan “graphein” yang berarti “menulis dengan cahaya”, atau “membuat gambar dengan alat optis dan sinar”. Secara teknis, gambar diterima oleh film, yaitu bahan peka cahaya yang menghasilkan gambar negatif, selanjutnya di transfer ke kertas foto untuk menghasilkan gambar positif. Fotografi, seperti yang kita kenali adalah hasil pertemuan di bidang ilmu alam yang menghasilkan kamera, dan di bidang ilmu kimia yang menghasilkan film.
Pada tahun 1802, Thomas Wedgwood, Bangsa Inggris menemukan metode pemindahan gambar yang terdapat di bidang kaca ke atas kertas namun sifatnya sementara, karena setelah kena sinar, gambar tersebut hilang. Pada tahun 1816 di Prancis, Joseph Nicephore Niepce mencoba menggabungkan antara kamera yang dilengkapi lensa dengan berbagai jenis bahan kimia. Pada waktu itu ia telah berhasil membuat gambar negatif dengan cahaya diatas kertas peka cahaya. Pada tahun 1822 ia telah menghasilkan gambar positif yang permanen dengan jalan mencetak.
Pada 15 Juni 1839, Raja Louis Philipe memberi hadiah sebagai penemuan baru. Di Amerika, George Eastman memulai kariernya di bidang fotografi sebagai tukang plat, yaitu kaca yang diolesi dengan gelatin sebagai bahan peka cahaya. Pada tahun 1879 berhasil membuat alat dalam kapasitas banyak, dan tahun 1888 ia memasarkan kamerabok merk kodak. Pada tahun 1891 ia menjual gulungan film yang dimasukkan ke dalam kamera untuk mengabdikan objek dengan cara memotret yang bernama “kodak”.
Jenis kamera ini pada tahun 1930-an sudah mulai menyebar di Indonesia. Pada usia 77 tahun, Eastman memiliki perusahaan besar bernama Eastman Kodak Company. Dalam surat wasiatnya ia menulis ‘My work is done, why wait?’, yang artinya ‘pekerjaanku telah selesai, apa yang ditunggu lagi?”
Pada tahun 1932 Edwin Herbert Land membangun laboratorium bersama Wheelwright untuk mengembangkan teknologi lensa filter polarisasi pada kaca dan kamera, hingga berkembang menjadi Polaroid Corporation. Akhirnya pada 21 Februari 1947 menciptakan kamera dan film instan yang disebut Land Camera. Kamera yang secara otomatis ini memproses kertas film yang dimasukkan ke dalam kamera melalui proses develop secara instan akan terlihat gambar yang telah dipotret.
Pada tahun 1936 Exakta pertama kali mempelopori munculnya kamera SLR 35 mm. Kemudian tahun 1948 Hasselblad membuat kamera dengan format medium komersial pertama. Perkembangan ini juga diikuti oleh bangsa Jepang dan Jerman, hingga akhirnya terciptanya kamera Contax dengan sistem lensa dan prisma sebagai acuan perkembangan kamera saat ini.
Perkembangan teknologi fotografi sungguh luar biasa cepatnya, seperti munculnya kamera digital sebagai perkembangan kamera SLR. Munculnya kamera digital didasari oleh suatu kepraktisan dan perkembangan teknologi sebagai contoh dalam penangkapan gambar menggunakan data-data biner atau digital, bukan analog lagi.
Referensi :
Referensi :
http://widyo.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/5733/m.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar